==================
bagi yang pengen tahu contoh karya tulis sederhana.
nih, aku share...
======================================================================
Pengaruh Televisi Terhadap Remaja
dan Anak-Anak
Disusun Oleh :
Muhammad Abdilah ( )
Fikri
Nur Afif ( )
Kelas IX-9
SMP
NEGERI 2 SIDOARJO
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan karya tulis ini adalah untuk memberikan informasi tentang dampak
televisi terhadap remaja dan anak-anak.
Laporan ini disusun berdasarkan
penelitian melalui study kepustakaan, namun dalam penyusunannya, kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari taraf kesempurnaan, oleh karena itu
dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua
pembaca.
Satu
harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca.
Sidoarjo, 10 April 2013 Sidoarjo,
10 April 2013
ttd ttd Muhammad
Abdilah Fikri Nur Afif
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………..… 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………….... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah
…………………………………….................. 4
C. Tujuan Penulisan
………………………………………………….. 5
D. Metode dan Teknik Penulisan
…………………………………….. 5
E. Manfaat Penulisan
……………………………………………….. 5
F. Sistematika
Penulisan ……………………………………………. 5
BAB II ISI PEMBAHASAN
A. Pengertian
Televisi ………………………………………………....
7
B. Dampak Televisi Bagi
Anak-anak …………............................... 7
C. Dampak Televisi Bagi
Remaja ………………………………….... 8
D. Peranan Orang Tua
Untuk Mengatasi Dampak Negatif dari Televisi 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………..……
10
B. Saran ……………………………………………………........................
10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini Televisi merupakan media massa
elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan
mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Dengan
adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untuk
mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan
mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan
yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Namun jika kita lihat sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
Namun jika kita lihat sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah:
1. Bagaimana peranan orang tua dalam
mengatasi dampak televisi terhadap anak?
2. Apa dampak negatif acara televisi terhadap anak?
3. Hal apa yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak negatif dari televisi?
2. Apa dampak negatif acara televisi terhadap anak?
3. Hal apa yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak negatif dari televisi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah
1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam mengatasi dampak
televisi terhadap anak dan remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh televisi
3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi dampak negatif dari acara televisi.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh televisi
3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi dampak negatif dari acara televisi.
D.
Metode dan Teknik Penulisan
Kelompok kami dalam menyusun karya tulis ilmiah ini menggunakan metode dan
teknik penelitian study kepustakaan.
E. Manfaat Penulisan
Mengetahui secara pasti bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi
dampak televisi terhadap anak-anak dan remaja, mengetahui secara pasti apa-apa
saja dampaknya tersebut. Serta,Mengetahui secara pasti cara menghindari
dampak-dampak tersebut sehingga kita bisa menghindarinya.
F.
Sistematika Penulisan
BAB
I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode dan Teknik Penulisan
E Manfaat Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II Isi Pembahasan
1)
Pengertian televisi
2)
Dampak televisi bagi anak-anak
3)
Dampak televisi bagi remaja
4)
Peranan orang tua dalam mengatasai
dampak negatif televisi
BAB III Penutup
1) Kesimpulan
2) Saran
Daftar
Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Televisi
Televisi
merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat
didengar.(Soerjokanto 2003:24)
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. “Televisi” juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
2.
Dampak televisi bagi anak-anak
Televisi merupakan produk dari kebudayaan modern sebagai
pemenuhan kebutuhan hiburan bagi manusia, sedangkan kebudayaan menurut Abu
Ahmadi (2004: adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa. Jadi media televisi pada
hakekatnya merupakan dari cipta kreatif para ilmuwan sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian kalau dilihat dari segi komunikasi massa , televisi temasuk ke dalam saluran (chanel) untuk menyampaikan pesan kepada khalayak supaya pesan diterima dengan baik. Ini diungkapkan oleh Lasswell dalam Wiryanto (2006:70) bahwa komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (chanel), penerima (receiver) serta efek (effect). Karena merupakan media komunikasi massa maka tidak terelakan lagi televisi dapat dilihat dan ditonton oleh setiap orang dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua. Celakanya bagi anak-anak ternyata membawa dampak negatif yang lebih besar dari pada dampak positifnya.
Seorang ahli bernama Albert Bandura mengemukakan teorinya. Teori tersebut dikenal dengan nama Social Learning Theory, yang secara umum menjelaskan bahwa anak-anak akan dengan mudah meniru perilaku apa yang sering mereka tonton. Dia menyatakan bahwa anak-anak yang menonton kekerasan mempunyai peluang untuk meniruya.
Kemudian kalau dilihat dari segi komunikasi massa , televisi temasuk ke dalam saluran (chanel) untuk menyampaikan pesan kepada khalayak supaya pesan diterima dengan baik. Ini diungkapkan oleh Lasswell dalam Wiryanto (2006:70) bahwa komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message), saluran (chanel), penerima (receiver) serta efek (effect). Karena merupakan media komunikasi massa maka tidak terelakan lagi televisi dapat dilihat dan ditonton oleh setiap orang dari berbagai tingkatan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua. Celakanya bagi anak-anak ternyata membawa dampak negatif yang lebih besar dari pada dampak positifnya.
Seorang ahli bernama Albert Bandura mengemukakan teorinya. Teori tersebut dikenal dengan nama Social Learning Theory, yang secara umum menjelaskan bahwa anak-anak akan dengan mudah meniru perilaku apa yang sering mereka tonton. Dia menyatakan bahwa anak-anak yang menonton kekerasan mempunyai peluang untuk meniruya.
Sedangkan ada yang mengemukakan pada anak di bawah usia tiga
tahun (batita), dampak negatif televisi justru lebih terasa. Terbukti tayangan
televisi dapat menurunkan kemampuan membaca, membaca komprehensif, bahkan
penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering menonton televisi akan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses tumbuh
kembangnya. Sebab, televisi cuma menyodorkan stimulasi satu arah.
Dampak lain untuk anak yang sudah bisa membaca akan menurunkan motivasi untuk membaca. Dengan sering menonton televisi daya penggerak untuk membaca akan berkurang karena menonton TV tayangannya serba cepat dan melintas membuat anak terperangkap dengan penuh daya pikat sehingga mengalami kesulitan membedakan sikap yang positif maupun yang negatif. Berbeda dengan membaca anak-anak selalu tersedia waktu untuk proses merenung sehingga memungkinkan untu berpikir.
Dampak lain untuk anak yang sudah bisa membaca akan menurunkan motivasi untuk membaca. Dengan sering menonton televisi daya penggerak untuk membaca akan berkurang karena menonton TV tayangannya serba cepat dan melintas membuat anak terperangkap dengan penuh daya pikat sehingga mengalami kesulitan membedakan sikap yang positif maupun yang negatif. Berbeda dengan membaca anak-anak selalu tersedia waktu untuk proses merenung sehingga memungkinkan untu berpikir.
Selanjutnya dampak televisi terhadap anak adalah sebagai
berikut :
1. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
2. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
3. Membuat anak menjadi konsumtif
4. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi
5. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
6. Bahasa televisi simpel, memikat dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
7. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
Dengan banyaknya dampak negatif televisi terhadap anak-anak secara sosiologis dapat ditinjau dengan teori perubahan sosial yang berdampak negatif negatif yaitu memudarnya norma-norma dan nilai-nilai pada anak-anak sehingga anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
1. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
2. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
3. Membuat anak menjadi konsumtif
4. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi
5. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
6. Bahasa televisi simpel, memikat dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.
7. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
Dengan banyaknya dampak negatif televisi terhadap anak-anak secara sosiologis dapat ditinjau dengan teori perubahan sosial yang berdampak negatif negatif yaitu memudarnya norma-norma dan nilai-nilai pada anak-anak sehingga anak tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
3.
Dampak televisi bagi remaja
Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu
dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang
memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini
disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral
terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program
televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak
menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan,
hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca.
Dari tayangan – tayangan tersebut ada remaja yang hanya
sekedar menyaksikan, tapi tidak terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja
yang memang gemar menyaksikan dan terpengaruh untuk mengikuti hal tersebut guna
mencari sensasi di lingkungan pergaulan. Begitu
juga program yang menayangkan adegan kekerasan sehingga remaja yang pola
pikirnya masih labil dan emosional cenderung untuk melakukan perilaku yang
kasar dan tidak sopan baik kepada teman sendiri, maupun kepada guru bahkan
orang tua sekalipun.
4.
Peranan orang tua dalam mengatasai
dampak negatif televisi
Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu
mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang
sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak
positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu
juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah
sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Dari begitu banyak dampak yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
2. Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol.
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol.
3. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar
anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya,
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya,
4. Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas
tidaknya acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton
5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
6. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau
mendengarkan musik sebagai mengganti menonton TV
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
BAB III
PENUTUP
!) Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat ditarik beberapa simpulan diataranya :
1. Disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi pemirsanya, khususnya terhadap anak-anak dan remaja. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya.
2. Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi dan menseleksi acara-acara televisi yang menjadi tontonan anak-anaknya.
3. Dampak negatif nonton televisi yang berlebihan yaitu:
a. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
b. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
c. Membuat anak menjadi konsumtif
d. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi
e. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
f. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
4. Apa yang bisa dilakukan orangtua:
a. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
b. Dampingi anak memonton TV
c. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
d. Tanyakan acara favorit untuk didiskusikan
e. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
f. Perbanyak mendengarkan radio, sebagai mengganti menonton TV
1. Disamping memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi pemirsanya, khususnya terhadap anak-anak dan remaja. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya.
2. Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi, mendampingi dan menseleksi acara-acara televisi yang menjadi tontonan anak-anaknya.
3. Dampak negatif nonton televisi yang berlebihan yaitu:
a. Pada usia 0-3 th akan mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan bicara, kemampuan membaca verbal, maupun pemahaman
b. Pada usia 5-10 th akan menghambat kemampuan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresifitas dan kekerasan serta tdk mampu membedakan antara realitas dan khayalan
c. Membuat anak menjadi konsumtif
d. Karena anak belum mempunyai daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi
e. Anak akan berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
f. Terlalu sering nonton televisi dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola fikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, dan perkembangan kognitifnya.
4. Apa yang bisa dilakukan orangtua:
a. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
b. Dampingi anak memonton TV
c. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
d. Tanyakan acara favorit untuk didiskusikan
e. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
f. Perbanyak mendengarkan radio, sebagai mengganti menonton TV
!)
Saran
Adapun saran yang bisa ditawarkan dari penjabaran diatas
yaitu:
a. Setiap Orang tua harus bisa mengontrol tontonan anaknya. Disamping itu orang tua juga harus bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi untuk memberikan saran ataupun kritikan bahkan menentang acara televisi yang bisa berdampak negatif bagi pemirsannya.
b. Bagi Pemerintah harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara televise.
a. Setiap Orang tua harus bisa mengontrol tontonan anaknya. Disamping itu orang tua juga harus bisa menjadi kontrol bagi pihak penyiar televisi untuk memberikan saran ataupun kritikan bahkan menentang acara televisi yang bisa berdampak negatif bagi pemirsannya.
b. Bagi Pemerintah harus melakukan penyaringan terhadap setiap acara televise.
c. Bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya
mementingkan keuntungan tetapi harus mempertimbngkan dampak dari acara
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
2.
www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/31012008173637_makalah_keluarga.doc
3. http://www.indomedia.com/sripo/2006/09/19/1909H17.pdf
4. http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab1.pdf
5. http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf
6. http://media.diknas.go.id/media/document/4713.pdf
7. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-asfriyati1.pdf
3. http://www.indomedia.com/sripo/2006/09/19/1909H17.pdf
4. http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab1.pdf
5. http://www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf
6. http://media.diknas.go.id/media/document/4713.pdf
7. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-asfriyati1.pdf
tulisane dil benakno ojok atek text background color gak iso di woco wkwk
ReplyDeleteTerima Kasih👍👍
ReplyDelete